Kamis, 15 Maret 2012

Air Panas Dan Air Dingin


AIR PANAS DAN AIR DINGIN
                Pada percobaan kali ini, saya akan melakukan reaksi apabila adanya pertemuan antara air panas dan air dingin. Selain itu kita juga bisa mengetahui apakah yang terdapat padaair  panas dan air  dingin, dan juga kita juga bisa mengetahui reaksi yang akan ditimbulkan oleh keduanya.

  KESIMPULAN, “Air panas mempunyai molekul-molekul yang lemah, dan air dingin mempunyai molekul-molekul yang kuat”.

                Dari kesimpulan diatas kita sudah mengetahui apa yang terkandung/terdapat pada air panas dan air dingin!, jika kalian ada yang belum mengerti tentang kesimpulan yang ada diatas. Mari kita mulai melakukan percobaan!!!


PERCOBAAN PERTAMA



Pada percobaan pertama ini saya akan menaruh kedua botol ini secara beradu atau saling menumpuk (seperti gambar diatas). Lalu, botol yang paling atas itu berisi air panas (ditandai dengan warna merah), dan botol yang bawah itu berisi air dingin (ditandai dengan warna biru). Ditengah-tengah antara hampitan kedua botol itu masih terpasang pembatas, agar kedua warna itu belum tercampur. Pada saat pembatas itu ditarik atau dicabut dari hampitan kedua botol itu, lalu akan bereaksi menjadi.............


·         Warnanya tetap dan tidak tercampur.

Mengapa bisa begitu?? Mari kita ketahui jawabannya...

Ternyata seperti yang ada dikesimpulan diatas tadi, kita sudah mengetahui bahwa molekul air panas itu lemah dibandingkan dengan molekul air dingin. Jadi, pada saat pembatas itu dilepas dari hampitan kedua botol itu, molekul-molekul yang ada pada air dingin itu sangat kuat dibandingkan dengan molekul-molekul yang ada pada air panas. Pada saat posisi air dingin itu dibawah dan air panas diatas, sehingga molekul-molekul kuat pada air dingin itu menahan datangnya molekul-molekul lemah pada air panas yang turun kebawah.

                Jadi, molekul-molekul kuat pada air dingin tersebut itu diibaratkan sebagai sistem imun atau sel darah putih yang ada didalam tubuh manusia, sel imun atau sel darah putih itu berfungsi sebagai tameng untuk menahan datangnya kuman atau bakteri jahat yang ingin menyerang tubuh manusia, dan juga molekul-molekul lemah pada air panas itu sebagai kuman atau bakteri yang ingin menyerang tubuh manusia. Karna sel darah putih pada manusia itu sangat kuat dan kuman atau bakteri jahat itu lemah (sedikit jumlahnya), jadi kuman atau bakteri yang ingin menyerang manusia itu tidak dapat masuk untuk menyerang atau menginfeksi tubuh manusia, yang akan membuat manusia itu menjadi sakit.

Karna air dingin itu mempunyai molekul-molekul yang kuat untuk menahan datangnya molekul lemah yang dimiliki oleh air panas, karna dorongan pada molekul tersebut lemah dan molekul kuat pada air dingin itu bisa menahan dengan kuat, sehingga molekul-molekul lemah pada air panas itu tertahan oleh molekul kuat yang dimiliki air dingin. Contoh gambar yang ada dibawah ini...


(adanya pertahanan kuat yang dimiliki oleh molekul kuat yang menahan molekul lemah tersebut, sehingga warnanya tidak tercampur menjadi satu)



Jadi kalian sudah mengerti tentang percobaan pertama ini kan? Bagus lah kalau begitu. Tapi tunggu dulu, karna masih ada percobaan yang kedua. Mari kita mengetahuinya bersama.



PERCOBAAN KEDUA


Pada percobaan kedua ini, saya akan menaruh kedua botol ini secara beradu atau saling menumpuk (seperti gambar diatas). Lalu, botol yang paling atas itu berisi air dingin (ditandai dengan warna biru), dan botol yang bawah itu berisi air panas (ditandai dengan warna merah). Ditengah-tengah antara hampitan kedua botol itu masih terpasang pembatas, agar kedua warna itu belum tercampur. Pada saat pembatas itu ditarik atau dicabut dari hampitan kedua botol itu, lalu akan bereaksi menjadi.............


·         Warnanya tercampur sempurna dan berubah warna.

Mengapa bisa begitu?? Mari kita mengetahui jawabannya...

Ternyata seperti yang ada dikesimpulan diatas tadi, kita sudah mengetahui bahwa molekul air panas itu lemah dibandingkan dengan molekul air dingin. Jadi, pada saat pembatas itu dilepas dari hampitan kedua botol itu,  molekul-molekul yang ada pada air dingin itu sangat kuat dibandingkan dengan molekul-molekul yang ada pada air panas. Pada saat posisi air dingin itu diatas dan air panas dibawah, sehingga molekul-molekul kuat pada air dingin itu turun kebawah dengan dorongan yang sangat kuat, sehingga molekul-molekul lemah itu tidak bisa menahan datangnya molul kuat tersebut. Akibatnya adalah, pada saat molekul lemah itu tidak bisa bisa menahan turunnya molekul kuat itu dengan dorongan yang kuat, akhirnya tercampurlah warna tersebut. Itulah yang menyebabkan tercampurnya warna pada percobaan kedua.

Jadi, molekul-molekul lemah pada air panas tersebut itu diibaratkan sebagai sistem imun atau sel darah putih yang ada didalam tubuh manusia yang sangat lemah, dan juga molekul-molekul kuat pada air dingin itu sebagai kuman atau bakteri yang ingin menyerang tubuh manusia. Karna sel darah putih pada manusia itu sangat lemah dan kuman atau bakteri jahat itu sangat kuat (banyak jumlahnya), jadi kuman atau bakteri itu masuk semuanya dan menginfeksi seluruh bagian tubuh manusia tersebut, karna sel darah putih tersebut lemah atau jumlahnya sedikit karna banyaknya sel darah putih yang mati akibat penyakit AIDS. Dan akhirnya, manusia itu menjadi sakit.

Karna air panas itu mempunyai molekul-molekul yang lemah untuk menahan datangnya molekul kuat yang dimiliki oleh air dingin, karna dorongan pada molekul tersebut kuat dan molekul lemah pada air panas itu tidak bisa menahan dengan kuat datangnya molekul kuat tersebut, sehingga molekul-molekul lemah pada air panas itu tidak bisa menahan datangnya molekul kuat yang dimiliki oleh air dingin. Lalu, tercampurlah. Contoh gambar yang ada dibawah ini...



(terlihat jelas pada gambar pertama yang ada diatas dan gambar kedua yang ada diatas, warna merah itu tercampur sempurna oleh warna biru)


Jadi kalian sudah mengerti pada percobaan “Air panas dan air dingin” dan bereaksi menjadi apa. Semoga percobaan ini bermanfaat untuk kalian semua dan juga sebagai sumber motivasi untuk membuat karya-karya yang lebih bagus dan berguna untuk bangsa dan negara.

By :  Adi Mukti Wicaksono

Minggu, 11 Maret 2012

Marni Artis Kampung

--> -->
Marni Artis Kampung
Mas Retno dan Marni adalah 2 orang yang tinggal disatu perkampungan daerah Bandung. Mas Retno dan Marni adalah teman baik sejak mereka masih kecil.
20 tahun kemudian, Mas Retno bekerja sebagai petani kebun yang menanam tanaman sayur dan buah. Tanahnya itu milik bapaknya Mas Retno. Luas tanah milik bapaknya itu sekitar 1 hektar, tetapi bapaknya sudah meninggal ketika Mas Retno berumur 2 tahun, ibunya bekerja menggantikan bapaknya. Mas Retno tau sekali, seberapa besar pengorbanan seorang ibu yang ditinggal oleh suaminya dan bekerja keras demi memberi makan anaknya dan untuk membeli keperluan lainnya.
Lalu Marni juga bekerja sebagai petani kebun dan dia menanam sayuran dan buah-buahan juga. Marni menanam sayur dan buah bukan ditanahnya sendiri, melainkan ditanahnya Pak Kasim. Beliau adalah tetangganya Marni. Marni bekerja keras untuk ibunya makan dan juga untuk membeli keperluan yang lainnya. Bapaknya Marni sudah meninggal dikarenakan sakit jantung. Karna yang bekerja keras hanya Marni saja, dan kurangnya biaya untuk menghidupi kebutuhannya, akhirnya Marni terlibat hutang-hutang.
Pada suatu hari disaat Mas Retno sedang mencangkul-cangkul dikebunnya dan memanen hasil kebunnya, setelah beberapa jam, akhirnya Mas Retno Kelelahan. Tiba-tiba Marni datang menghampiri Mas Retno dengan membawa air untuk Mas Retno yang sedang kelelahan. Karna kebetulan juga kebun tempat bekerja Mas Retno dan Marni berdekatan.
            Marni menyerahkan airnya sambil tersenyum, “Mas, ini air untuk Mas Retno minum.”
            “Subhanallah, makasih banyak Marni.”
Setelah berbincang-bincang pada Marni cukup lama untuk melepas lelah, diujung pembicaraan mereka.
            “Ehh Marni!”
            “Iya Mas Retno? Ada apa?”
            “Begini, kita kan berdua sudah lama sekali berteman, mulai sejak kecil sampai kita besar masih berteman baik dan kita juga melewati masa-masa menyenangkan.”
Marni membayangkan ketika mereka berdua masih kecil, dan sambil tersenyum membayanginya,
            “Iya Mas Retno, kalau diingat-ingat lagi ke jaman dulu tuh kayaknya pengen deh waktu itu bisa diputar kembali!”
            “Iya.”
Perasaan Mas Retno mulai gugup, karna Mas Retno mempunyai perasaan cinta kepada Marni. Dan ingin menyatakan cintanya pada Marni. Tetapi Mas Retno malu. Lalu mukanya Mas Retno terlihat me merah.
            “Mas Retno, kok mukanya merah gitu sih? Mas Retno sakit panas?”
            “Hmmm, enggak apa-apa kok, Marni?”
Lalu tangan Marni menghampiri keningnya Mas Retno, “Lohh, kok keningnya Mas Retno gak panas? Tapi mukanya me merah gitu? Marni jadi bingung deh?”
            “Giniloh Marni, sebenernya tuh Mas Retno badannya gak Panas! Tapi?”
            “Tapi apa Mas?”
Mas Retno agak malu pada saat ingin berbicara pada si Marni, “Sebenernya, Mas Retno itu suka suka suka suka?.”
            “Yang bener dong Mas ngomongnya?”
            “Bismillahirahmannirahim, sebenernya tuh gini, Mas Retno itu suka sama kamu Marni!”
Pada saat Marni mendengar perkataan Mas Retno tadi, akhirnya mukanya Marni menjadi me merah, “Yang bener Mas Retno? jadi malu nih! Kenapa sih Mas Retno baru ngungkapin perasaan cinta sekarang ke Marni? Kenapa gak dulu-dulu aja?”
            “Itu semua kan butuh waktu yang tepat!”
Marni tercengung,
            “Marni, kamu kenapa? Kamu marah sama Mas Retno?”
            “Enggak kok!”
Akhirnya Mas Retno memberanikan dirinya untuk menyatakan cintanya kepada Marni, dan Mas Retno diterima cintanya oleh Marni. Dua tahun berlalu, Mas Retno dan Marni menjalani cintanya. Mas Retno yang tadinya mengurus kebunnya akhirnya berhenti dan Mas Retno menyuruh tetangga-tetangganya yang tadinya menganggur akhirnya diberi pekerjaan oleh Mas Retno, dan ditugaskan untuk merawat dan menanam hasil kebunnya, juga diberi upah setiap memanennya. Sementara itu Mas Retno membuka bisnis baru, yaitu menjual sayuran dan buah-buahan segar dipinggir jalan raya dikampungnya, dan juga membangun sebuah supermarket mini. Mas Retno menjual hasil kebunnya dan dikirim kekota-kota dan setengahnya lagi dijual di supermarket mininya.
Lalu Marni yang tadinya bekerja dikebun Pak Kasim, sekarang menjadi pengangguran. Karna si Marni mengurus kebunnya tidak benar, banyak hasil panennya yang busuk karena lupa diberi DESINFEKTAN anti serangga. Dia lupa memberi Desinfektan tersebut karena banyak pikiran dengan hutang-hutangnya. Akhirnya Marni sudah tidak kuat dengan kondisinya yang sekarang ini. Marni ingin pergi merantau sendirian ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dan juga untuk segera melunasi hutang-hutangnya.
Marni segera membereskan baju-bajunya ke tas buluk miliknya dan segera minta izin ke ibunya untuk pergi merantau ke Jakarta.
            “Bu, Marni pergi dulu ya?”
Ibunya sambil menangis, “iya, hati-hati dijalan ya?”.
Setiba ditengah perjalanannya, Marni bertemu dengan Mas Retno yang sedang menaiki sepeda motor hitam dengan dua keranjang disisi kanan motornya dan sisi kirinya yang sedang membawa sayur dan buah-buahan untuk dibawa ke supermarket mininya.
            “Marni, kamu mau kemana?”
            “Marni mau ke Jakarta Mas!”
            “Mau ngapain ke Jakarta?”
            “Marni mau cari kerja”.
Mas Retno tercengung sebentar, “Tapi kan kamu bisa bekerja membantu Mas Retno di supermarket? Marni gak usah ke Jakarta lah, Marni bantu Mas Retno aja. Dan masalah hutang-hutang kamu, biar Mas Retno aja yang bayar?.”
Marni tersenyum karna Mas Retno sampai segitunya dengan Marni.
            “Makasih banyak Mas, tapi Marni pengin merubah total hidup Marni di Jakarta. Dan Mas Retno gak usah khawatir sama Marni, Marni bisa jaga diri kok!” sambil tersenyum.
            “Yasudah kalau itu maunya Marni, Mas Retno doakan agar kamu kelak sukses di Jakarta nanti!”.
            “Makasih Mas, oiyaa angkutannya sudah dateng, Marni pergi dulu ya? Assalammualaikum?”.
Perasaan Mas Retno sangat sedih, karena Marni pergi merantau sendiri ke Jakarta dan tak peduli dengan rintangan-rintangan yang datang menghampiri Marni, “Walaikummsallam, hati-hati ya disana”.
Sesampainya Marni di Jakarta, dia melihat banyak sekali gedung-gedung pecakar langit yang sangat tinggi, dan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Marni kebingungan harus mulai dari mana. “Ternyata Jakarta begini toh!”.
Pada saat Marni sedang berjalan dengan kepala yang melihat ke atas, karna masih terkesima oleh gedung yang tinggi-tinggi itu.
Dengan tidak sengaja, Marni menabrak seseorang sutradara yang terkenal yang sedang menyuruh Crew-crew nya untuk mengemaskan barang-barang persiapan syutingnya.
            Dengan kepala yang menghadap kebawah, “Maafkan saya pak, saya tidak melihat bapak!”.
            “Ohh, tidak apa-apa. Hmmm, ngomong-ngomong kamu dari mana? Mau nyari pekerjaan?”
            Marni menganggukan kepalanya, “Saya dari Bandung. iya benar saya ke Jakarta pengin mencari pekerjaan pak!”.
            “Ohhhh. perkenalkan, nama saya Pak Hendra. Saya seorang sutradara.”
            “Nama saya Marni pak!”.
Setelah Marni dan Pak Hendra saling memperkenalkan dirinya, lalu Pak Hendra menawarkan pekerjaan ke Marni untuk menjadi peran utama dalam film yang akan dibuat oleh Pak Hendra.
Hatinya Marni mengatakan sesuatu, “Ini kesempatan saya untuk menjadi terkenal dan saatnya saya membahagiakan ibu saya.”
Tanpa pikir panjang, akhirnya Marni menerima dan menandatangani isi perjanjian kontrak itu. Dan bermain di film buatan Pak Hendra.
Beberapa bulan kemudian semenjak Marni bermain di film pak sutradara terkenal itu, Marni menjadi terkenal dan selalu di perbincangkan di media-media masa, dan film itu merubah total nasib si Marni. Marni selalu dipanggil sana-sini untuk dimintai wawancara di setiap acara televisi swasta. Marni telah menerima job barunya, yaitu bermain di sinetron di acara televisi swasta tersebut. Marni sudah sukses dan terkenal luas dan menjadi artis pendatang baru.
Di desa Marni, Tarjo salah satu orang yang kebetulan sedang ada di warung kopi, sedang meminum kopi sambil menonton sinetron di televisi kepunyaan warung tersebut. Pada saat saat asiknya menonton, Tarjo melihat Marni yang sedang bermain sebagai peran utama di sinetron tersebut, “Gak mungkin ini Marni??”. Dengan rasa tidak percaya, akhirnya Tarjo pergi meninggalkan warung kopi tersebut.
            “Ehh, mau kemana lu? Main lari-lari aja, bayar aja belom?”
            “Iya mpo, ntar saya bayar!”.
Tarjo berlari kencang menuju kerumah Ibunya Marni. Setibanya dirumah Ibunya Marni. Tarjo berbicara pada Ibunya Marni dengan nafas yang sedikit, karna kecapekkan telah berlari dari warung kopi menuju rumahnya Ibunya Marni yang jaraknya cukup jauh.
            “Assalammualaikum”
            “Walaikumsallam, ada apa Tarjo malam-malam begini datang kerumah saya?”.
Lalu Tarjo menceritakan semua tentang apa yang dilihat di televisi tadi kepada Ibunya Marni. Karna Ibunya Marni penasaran, akhirnya Tarjo mengajak Ibunya Marni ketempat warung kopi tersebut.
Sesampainya di warung kopi tersebut, ibunya terkaget melihat anaknya yang sudah sukses. Ibunya Marni sangat bangga dengan perjuangan kerasnya itu. Ibunya Marni sambil menangis bangga.
 Sambil bersujud, “Terima kasih ya ALLAH, engkau telah menjaga dan melindungi anakku dan menaikkan derajat dari yang terendah menjadi yang teratas.”
Satu tahun kemudian, akhirnya film yang dibintangi Marni itu selesai juga. Marni sudah berjanji pada dirinya sendiri, jika episodenya sudah selesai, Marni akan berkunjung ke tempat ibunya dan segera melunasi hutang-hutangnya. Marni berkunjung ke kampungnya tidak sendirian, Marni pergi ke kampungnya bersama asistennya yang bernama Dina dan sekaligus managernya Marni. Dengan menaiki mobil pribadi, dari Jakarta menuju Bandung.
Tiga jam berlalu, akhirnya Marni sampai di Bandung dan segera menuju ke kampungnya. Setibanya di kampungnya yang sangat berlumpur, karna habis diguyur hujan semalaman, mobil Marni terjebak dilumpur dan tidak bisa keluar dari lumpur itu, walaupun sudah di dorong-dorong oleh Dina.
            “Lu gila ya, masa gue disuruh dorong-dorong mobil sendirian. Dikira gua samsons apa?”
            “Jangan ngeluh mulu lu! Gua pecat baru tau rasa? Udah cepetan dorong lagi?”
            “Marni, padahal ini masih siang. Tapi kok gak ada yang lewat sama sekali?”
            “Iya nih, gue udah kesel banget. Tinggalin aja nih mobil!!”.
karna mobilnya tidak bisa keluar dari lumpur. Akhirnya Marni lekas pergi meninggalkan mobilnya karna saking kesalnya.
            “Ehh Marni, lu udah gila ya? Masa iya mobil lu tinggal. Kan sayang banget, kalo ilang bagaimana?”
            “Biarin, ntar gua beli mobil lagi deh!”
            “Sombong lu, kalau misalkan kekayaan lu ditarik sama ALLAH baru tau rasa!”
            “Berisik, sekali lagi lu ngomong. Bakalan gua pecat beneran!”.
Setelah berjalan cukup lama, Marni dan Dina akhirnya sampai juga di rumah ibunya. Dan Marni melihat ibunya yang sedang menyapu halaman rumahnya.
            “Ibuuuuuuuu!”
            “Lohh, Marni!”.
Marni memeluk ibunya dengan rasa kangennya dan sambil menangis di pundak ibunya.
            “Bu, maafin Marni ya? Marni gak pernah ngasih kabar ke ibu semenjak Marni merantau ke Jakarta dan sampai Marni menjadi sukses?”
            Ibunya sambil tersenyum, “Gapapa Marni, yang penting kamu masih inget dengan ibu dan mampir ke kampung halaman kamu”
            “Ini temen kamu Marni? Namanya siapa?”
            “Ohh, Marni sampai lupa. Perkenalkan bu, namanya Dina. Dia asisten aku sekaligus manager aku!”
Dina sambil tersenyum dan bersalaman pada Ibunya Marni “Salam kenal tante!!”
            “Tante? Panggil mbo aja!!”
            “Ohh iya mbo. Hehehe”.
Tiba-tiba ada seseorang lelaki datang dengan sepeda motornya hitam menuju rumahnya Marni sambil membawa sayur-sayuran yang dipesan oleh Ibunya Marni.
Matanya sambil melirik ke Marni dan sambil tersenyum, “Assalammualaikum, mbo, ini sayurnya!!”
            “Walaikumsallam, makasih ya nak?”.
Sambil tersenyum “Sama-sama mbo! Saya pergi dulu ya, assalammualaikum?”
            “Walaikumsallam warahmatullahi wabarokatuhh.”
            “Bu, kayanya Marni kenal sama orang itu deh?”.
Akhirnya Ibunya Marni menceritakan semua hal tentang laki-laki yang dibicarakan itu didalam rumah sambil menikmati teh hangat.
            “Ehh Marni, cowok yang tadi ganteng juga ya? Gue ngebayangin mukanya mulu nih!”
            “Dih dih, lu tau gak Din, cowok yang tadi itu namanya Retno!!”
`           “Ohhhh, namanya Retno. ganteng juga dia. Tapi kok, lu kenal sih sama dia? Apa jangan-jangan ada sesuatu yang disembunyiin dari lu ya?”
            “Sembarangan kalo ngomong, dia itu temen gua pas masih kecil”
            “Ohhh, iya iya.”
            “Udah ya ngobrolnya, gue capek banget nih pengen istirahat dulu!!”
            “Lohh lohh lohh, tunggu dulu Ni. Gue pengin tau tentang Mas Ganteng itu lebih dalem lagi, please??”
Marni tertawa karena Dina menyebutkan nama Mas Retno menjadi Mas Ganteng, “Hahahaha.”
(bersambung)